Perspektif Ekofeminisme Dalam Kritik Terhadap Antroposentrisme Teologi

Abstract

Penelitian ini mengkaji perspektif ekofeminisme dalam mengkritisi antroposentrisme teologi yang telah berkontribusi terhadap krisis lingkungan global. Antroposentrisme teologi menempatkan manusia sebagai pusat ciptaan dengan hak penuh untuk menguasai alam, sehingga melegitimasi eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan. Melalui analisis kritis, penelitian ini menelusuri akar antroposentrisme dalam interpretasi teologis, khususnya pada penafsiran Kitab Kejadian 1:26-28 yang sering dijadikan justifikasi untuk mendominasi alam. Ekofeminisme hadir sebagai paradigma alternatif yang mengintegrasikan kritik terhadap dominasi atas alam dan perempuan, menawarkan pemahaman relasi manusia-alam yang lebih harmonis dan berkelanjutan. Penelitian ini juga menganalisis potensi transformatif ekofeminisme dalam mengubah paham antroposentrisme dengan menonjolkan peran perempuan dalam gerakan ekologi, disertai studi kasus yang mengilustrasikan penerapan prinsip-prinsip ekofeminisme dalam konteks konkret. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reinterpretasi teologis berbasis ekofeminisme dapat mengatasi krisis ekologi dengan menekankan tanggung jawab pengelolaan dan pemeliharaan alam secara etis, sebagaimana tercermin dalam Kejadian 2:15, bukan dominasi atas alam. Penelitian ini berkontribusi pada pengembangan teologi ekologi yang memadukan kesadaran lingkungan dengan keadilan gender.